Rapat diawali dengan pengarahan dari Ketua Jurusan mengenai peningkatan mutu dan kualitas dosen dalam proses pembelajaran. “Kurikulum Tadris Bahasa Inggris kita ini berakar dari Discourse Analysis dan menggunakan pendekatan pembelajaran Project Based Learning” kita semua memang harus belajar mengenai kurikulum baru ini, melakukan yang terbaik dan belajar terus menerus” Tegas Bu Dewi. Bu Dewi menunjukkan bahwa dalam semester lalu beliau menyuruh mahasiswa membuat projek berupa “Big Book” yaitu buku cerita bergambar berbahasa Inggris. Bu Chubby lalu bertanya, “Bagaimana proses pembuatan Big Book” ini bu? Proses pembuatan “Big Book” ini adalah mahasiswa didampingi oleh dosen serta melaporkan progress nya di setiap pertemuan, hampir ada 16x pertemuan untuk pembuatan buku cerita ini. Mahasiswa boleh membuat dengan menggambar desain sendiri atau mengambil gambar dari orang lain akan tetapi cerita atau tulisan berbahasa Inggris nya harus ditulis sendiri.
Selanjutnya, setiap dosen melaporkan apa yang sudah dikerjakan selama semester gasal kemarin dan kesulitan apa yang dihadapi. Bu Chubby meminta saran untuk kelas Corpus menggunakan COCA (Corpus of Contemporary American English) terbatas kata-katanya karena kita belum berlangganan aplikasi tersebut. Bu Dewi menyarankan agar mahasiswa diajak untuk melihat contoh-contoh dalam COCA terlebih dahulu lalu nantinya diarahkan dan dibimbing untuk membuat sendiri atau bisa mencari jurnal-jurnal yang berhubungan dengan itu sehingga mahasiswa juga terbiasa untuk melihat abstrak.
Dosen lain melaporkan bahwa ada beberapa tugas mahasiswa yang mirip antar dosen satu dengan yang lain sehingga mahasiswa menggunakan satu tugas untuk dua mata kuliah atau lebih. Hal ini bisa dihindari dengan komunikasi antar dosen. Masing-masing mata kuliah bisa diintegrasikan dan berhubungan dengan mata kuliah lain, akan tetapi tugas tidak harus sama. Jadi, mata kuliah A sebagai penguat dari mata kuliah B dan sekali lagi akar dari kurikulum kita adalah Discource Analysis sehingga kita semua harus terus belajar untuk selalu upgrade dalam keilmuan.
Dosen lain menambahkan bahwa mahasiswa senang untuk diajak belajar di luar kampus. Untuk mata kuliah pembelajaran, mahasiswa diajak untuk praktik langsung ke sekolah-sekolah yang baik sekolah islam maupun negeri. Mereka langsung praktik untuk menerapkan model pembelajaran di kelas, berinteraksi dengan para siswa dan guru, dan merasakan atmosfer mengajar di depan siswa. Seharusnya memang demikian, pembelajaran tidak hanya diperoleh dengan teori di dalam kelas saja tetapi mahasiswa langsung merasakan pengalaman di lapangan agar lebih mengena.
Selain hal itu, ada masalah yang dikeluhkan oleh mahasiswa yaitu mengenai sistem penilaian. Ada mahasiswa yang komplain mendapatkan nilai C+. Banyak mahasiswa berpikir jika mereka rajin masuk kelas, mengerjakan tugas, mengikuti UTS dan UAS otomatis nilai minimal mereka adalah B. Akan tetapi, dosen tidak hanya melihat hal itu, manner mahasiswa juga dilihat. Jika memang mahasiswa tersebut memang dirasa masih kurang, dosen berhak memberikan nilai berapapun. “Jika itu terkait dengan manners, silakan Bapak Ibu berhak memberikan nilai berapapun kepada mahasiswa, hal itu untuk memberikan pelajaran kepada mereka, its okey, tidak apa-apa” terang Bu Dewi.
Semester genap 2020 nanti diharapkan agar dosen selalu belajar dan berinovasi dalam mengembangkan pembelajaran baik dalam model, media, atau strategi pembelajaran. Tadris Bahasa Inggris siap menyongsong tahun akademik baru semester genap 2020 dengan lebih baik dan inovatif. Memberikan pelayanan terbaik kepada mahasiswa dan menciptakan kultur akademik yang kompetitif, bersinergi, berwawasan internasional dan siap menjadi agent of change! (D)