• Visi dan Tujuan
  • Organisasi
  • AKREDITASI
  • selamat datang mahasiswa baru
  • Hari Raya

Semarak Hari Guru, Jurusan Tadris Bahasa Inggris Gelar Workshop

27 Februar1 2019

Pekalongan – Dalam rangka menyemarakkan Hari Guru Nasional, Jurusan Tadris Bahasa Inggris (TBIG) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam negeri (IAIN) Pekalongan menyelenggarakan workshop pendidikan bertajuk TBIG Educational Workshop:Synergizing Vision, Mission, and Learning Outcome, belum lama ini.

Kegiatan workshop diikuti oleh para guru dan dosen bahasa inggris dari sekolah-sekolah di wilayah Pekalongan, Pemalang, dan Batang. Sebagai narasumber adalah Nur Arifah Drajati, dosen Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta dan Imroatus Solikhah, ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris IAIN Surakarta. Tema yang diusung pada workshop ini adalah bagaimana menyelenggarakan pendidikan yangvisioner, efektif, dan produktif, khususnya dalam pembelajaran bahasa Inggris.

Menurut Nur ArifahDrajati, pada era disruptif sekarang ini, dimana persaingan dunia kerja semakin ketat, tugas guru sebagai pendidik semakin berat. Disamping harus menyiapkan generasi yang kompetitif secara global, guru juga harus terus meningkatkan kemampuannya dalam mengajar agar. Guru juga dituntut untuk terus berkreasi dan berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran.Salah satu opsi yang ditawarkan adalah adalah pembelajaran melalui pendekatan TPACK (Technological Pedagogical ContentKnowledge), yakni pembelajaran yang menyinergikan pengetahuan dengan penguasaan teknologi dan  keterampilan pedagogis.

“Untuk mengimbangi pesatnya perkembangan teknologi informasi, guru harus mampu menguasai dan menggunakan secara optimal media pembejaran berbasis teknologi seperti penggunaan media sosial seperti Facebook dan Instagram, serta aplikasi pembelajaran online seperti Google Classroom dan Edmodo,” terang Arifah.

Arifah menambahkan, pembelajaran yang dilakukan di kelas harus meliputi berbagai aspek meliputi Active Learning, Authentic Learning, Reflective Learning, dan Collaborative Learning. Pertama, siswa harus dimotivasi untuk aktif menjemput pengetahuan, bukan pengetahuanyang mendatangi mereka. Kedua, pembelajaran harus benar-benar mampu diterapkan secara otentik dalam kehidupan sehari. Ketiga, siswa harus mampu mengukur dan melihat sejauh mana kemampuan yang telah dimiliki. Keempat, siswa harus mampu bekerja sama dengan pihak lain dalam melakukan kegiatan dalam tim. Keempat hal ini harus mampu diciptakan oleh para guru di kelas masing-masing.

Menurut Imroatus Solekah, menjadi guru profesional tidaklah mudah, karena dibutuhkan komitmen belajar yang kuat dan senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan diri. Di era seperti saat ini, guru juga harus  memiliki learning skill dan digital literacy yang kuat.  Jika tidak, bisa jadi guru akan tersalip oleh kemampuan siswanya sendiri.

“Untuk menciptakan generasi yang kompetitif, langkah pertama yang harus dipersiapkan adalah menciptakan guru yang kompeten. Oleh karena itu, lembaga pendidikan yang menyelanggarakan pendidikan guru harus mampu mendesain penyelenggaraan kegiatan pendidikan yang visioner dan terorganisir dengan baik. Salah satunya adalah melalui penyelarasan visi misi lembaga, kurikulum, dan hasil pembelajaran. Di samping itu, sebuah lembaga pendidikan harus memiliki nilai lebih yang membedakan dari lembaga lain,” terang Imroatus. (B)

 

Galeri Foto

cache/resized/b4f0d1c0ce2e41439e7ef04931747403.jpg
Mahasiswa/i Tadris Bahasa Inggris (T-BIG) IAIN Pekalongan angkatan I - di hari pertama perkuliahan ...

Galeri Video

We use cookies to improve our website. Cookies used for the essential operation of this site have already been set. For more information visit our Cookie policy. I accept cookies from this site. Agree